Pages

Thursday, 25 November 2021

Menelaah Ruang Publik Dalam Segi Minat Baca Aliansi Perpustakaan Jalanan

 Pada dasarnya yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana salah satu tanggung jawab yang mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Bangsa yang cerdas dapat dinilai dari potensi minat baca masyarakat dari negara tersebut. Berbagai upaya mencerdaskan bangsa sudah banyak dilakukan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Tentunya minat baca begitu penting dalam mewujudkan cita-cita dari tujuan mencerdaskan bangsa yang telah tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945. Adanya perpustakaan sebagai sarana mengembangkan ilmu dengan berbagai macam koleksi buku dapat menarik perhatian untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

Tetapi dalam hal mengenai minat baca yang dilansir oleh United Nation Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO), yang merupakan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kebudayaan yang telah berdiri sejak tahun 1945 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyebutkan Indonesia mendapati urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, hal itu berarti dari seribu orang hanya ada satu orang yang mempunyai minat baca tinggi.

menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001% yang mempunyai minat baca. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia menduduki urutan 38 dari 39 negara yang telah diteliti. Menerut laporan Bank Dunia No.16369-IND (Education in Indonesia from Crisis to recovery), menyebutkan bahwa tingkat membaca mulai dari usia kelas VI Sekolah Dasar di Indonesia hanya dapat meraih skor 51,7 sedangkan itu di Filipina (52,6), Thailand,(65,1) dan Singapura,(74,0). Dari data yang telah dipaparkan oleh UNESCO menjelaskan bahwa tingkat minat baca di Indonesia masih terbilang rendah.

Beberapa kelompok pemuda yang menjalankan kegiatan baca membaca untuk mengembangkan budaya literasi masyarakat yang terbilang rendah, salah satunya Aliansi Perpustakaan Jalanan yang sudah lama terbentuk dari penggiat literasi dan kelompok pemuda. Adanya Aliansi Perpustakaan Jalanan yang memanfaatkan ruang publik, seperti taman kota, alun-alun, jalur pejalan kaki, dan sebagainya. Mereka yang terdiri dari anak muda penggiat literasi yang menjadi wadah untuk kegiatan mengembangkan budaya literasi dalam hal membuka perpustakaan jalanan untuk masyarakat membaca secara gratis. Buku yang mereka sajikan berbagai macam, mulai dari cerita anak, dongeng, novel, hingga buku pelajaran untuk anak sekolah. Bahkan Aliansi Perpustakaan Jalanan juga melakukan kegiatan diskusi publik untuk mengembangkan pengetahuan, baik untuk yang bergabung dengan Aliansi Perpustakaan Jalanan hingga ke masyarakat.

Penjelasan mengenai ruang publik yang dikemukakan oleh Habermas yang menjelaskan bahwa ruang publik merupakan wilayah sosial yang lepas dari sensor dan dominasi. Semua orang bisa memasuki ruang tersebut. Individu berkumpul untuk berserikat dan menyatakan pendapat. Dari sinilah opini publik terbentuk dan hal terpenting dari ruang publik adalah informasi (Y. Sumaryanto, Tesis 2008). Ruang publik yang merupakan pluralitas dan dapat digunakan oleh berbagai macam kalangan seperti keluarga, komunitas, dan organisasi.

Aliansi Perpustakaan Jalanan yang menjadi aktor dalam membangun aktivitas ruang publik sebagai ranah untuk mengembangkan budaya literasi masyarakat. Dimana tempat berkumpulnya masyarakat untuk sekadar berdiskusi, maka itulah yang dapat disebutkan dengan ruang publik. Makna ruang publik dapat diartikan bahwa ruang publik tidak berkaitan dengan kepentingan seperti politik dan ekonomi. Namun seyogyanya ruang publik tidak terbatas, dengan kata lain bahwa ruang publik adalah tempat kebebasan berpendapat.

Seperti apa yang telah dilakukan oleh Aliansi Perpustakaan Jalanan bahwa mereka yang memaknai ruang publik tidak terbatas dapat menjadi arena untuk pembentukan ide, pengetahuan serta menjadi pendidikan alternatif sebagai ranah Aliansi Perpustakaan Jalanan. Kebersamaan kolektif yang menjadi sebuah ide dalam membangun Aliansi Perpustakaan Jalanan menjadi wadah alternatif bagi masyarakat.

Meski begitu, dalam menjalankan kegiatan aktivitas ruang publik, terdapat konstestasi ruang publik yang menjadi faktor penghambat dalam tujuan yang ingin dicapai oleh Aliansi Perpustakaan Jalanan yaitu untuk mengembangkan budaya literasi masyarakat. Salah satunya beberapa aktor yang menjadi faktor penghambat itu ialah tukang parkir dan penjaga taman kota yang bertugas di kawasan tersebut. Namun aktor tersebut hanyalah menjadi salah paham dan mengira bahwa kegiatan Aliansi Perpustakaan Jalanan sedang berjualan buku di kawasan yang telah dijaga oleh aktor itu.

Sedang itu terdapat pendukung bahwa adanya Aliansi Perpustakaan Jalanan membuat perubahan bagi masyarakat secara tidak lansung. Dilihat dari segi ruang publik yang menjadi arena, perubahan yang terjadi terlihat bahwa ruang publik yang disebutkan seperti taman kota tidak hanya untuk menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat, melainkan menjadi tempat untuk berdiskusi. Sebagaimana ruang publik tersebut menjadi arena yang telah dilakukan oleh Aliansi Perpustakaan Jalanan.

Sebagai penutup, Aliansi Perpustakaan Jalanan memanfaatkan ruang publik sebagaimana mestinya. Bahkan ruang publik yang sebelumnya hanya untuk tempat berbincang-bincang antar individu, menjadi tempat untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan budaya literasi masyarakat. Hingga dapat terjadi beberapa perubahan dalam makna ruang publik yang semestinya untuk menjadi arena perkembangan ilmu pengetahuan dengan cara membuka lapakan buku untuk membaca buku secara gratis, membuat diskusi publik tentang pengetahuan umum.

Menulusuri Jejak Nilai Tanda, Simbolik, dan Eksistensi Konsumerisme Masyarakat

Manusia tanpa disadari memiliki perilaku konsumtif yang berlebihan. Melihat E-commerce yang sudah merebak dalam ranah besar dunia maya, dapat membuat manusia mencuci mata untuk sekadar melihat-lihat tren dari gaya hidup zaman sekarang. Sifat konsumtif yang terjadi di kota-kota besar menjadi acuan untuk manusia menunjukkan jati diri mereka melalui tanda konsumerisme yang menjadi nilai lebih bagi mereka. Terutama di wilayah perkotaan, konsumerisme telah menjadi arena untuk menunjukkan eksistensi diri seseorang.

Internet yang bukan lagi sekadar dunia maya dengan seiringnya perkembangan teknologi, internet menjadi media untuk masyarakat dalam berinteraksi antar sesama individu. Melalui jejaring sosial yang ada di internet menjadi dasar dan sebab perkembangan pesatnya teknologi bagi masyarakat. Atas dasar inilah budaya pop yang menjadi sebab akibat dalam konsumerisme masyarakat.

Teknologi yang semakin canggih menjadi arus informasi bagi masyarakat untuk menulusuri budaya populer yang berada di luar Indonesia. Khususnya sosial media yang menjadi arena bagi kehidupan keseharian masyarakat. Menjadi hal yang sangat memungkinkan teknologi menjadi desain dalam ruang konsumerisme.

Melalui konsumerisme memasuki ranah jagat raya sosial media sebagai relaitas sosial yang terjadi di masyarakat melalui media. Eksistensi konsumerisme tidak kalah saing dengan adanya E-commerce atau biasa disebutkan dengan online shop yang kian digunakan oleh generasi ke generasi.  Terlebih lagi melalui perkembangan teknologi yang berkembang pesat, masyarakat dimudahkan untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dengan klik dan klik melalui aplikasi belanja online. E-commerce yang dapat memudahkan masyarakat dalam memilih dan memilah barang tanpa harus datang lansung ke kios atau toko-toko yang terdapat di pusat perbelanjaan menjadi faktor yang menjadikan masyarakat memulai perilaku konsumtif.

 

Tren dan gaya hidup menarik perhatian masyarakat untuk mengikuti dunia fashion. Teknologi yang menjadi faktor serta sebab akibat pesatnya kemajuan penyebaran informasi yang tidak lagi melalui surat kabar atau media massa lainnya. Melalui tren daya gaya hidup dari budaya yang bukan berasal dari Indonesia menyebabkan berbagai pengaruh bagi masyarakat modern. Seperti halnya budaya Korea Populer atau biasa disebut dengan K-pop, tren musik, fashion pada zaman 1970-1980 , dan Cosplayer Jepang dapat menjadi pengaruh bagi perilaku konsumtif masyarakat dalam dunia fashion yang telah tesebar melalui arus informasi di internet.

Penjelasan mengenai budaya populer yang menjadi ruang konsumsi menjadi kegiatan berbelanja bagi masyarakat.  Kegiatan berbelanja khususnya didesain menarik dalam hari-hari besar di Indonesia. Momen-momen hari besar dilihat oleh para kapitalis sebagai momen yang tepat untuk menjual barang dengan keuntungan yang besar. Seperti halnya momen hari besar lebaran, natal, dan akhir tahun yang tepat dalam menjadikan arena perdagangan komoditas. Hal ini bukan terjadi karena adanya hari raya besar, tetapi tanpa disadari bahwa masyarakat dimanfaatkan melalui momen hari raya tersebut. Tanpa sadar pemanfaatan momen tersebut kapitalis menjadikan internet sebagai agen untuk meraup laba yang menguntungkan dengab momen tersebut. Pada dasarnya terdapat penanaman norma yang telah disisipkan dan seolah memaksa masyarakat pada setiap momen hari raya untuk berbelanja.

Perilaku konsumtif sendiri terjadi pada masyarakat yang merasa tidak pernah puas pada tren dan gaya hidup mereka. Keinginan dalam membeli barang-barang yang menjadi sifat dasar tanpa disadari manusia itu sendiri dapat menjadi perilaku konsumtif. Gambaran perilaku konsumtif ini tanpa sadar menggambarkan bahwa konsumerisme yang menjadi nilai tanda dan simbolik tanpa dilihat dari fungsinya, sehingga mereka mengkonsumsi komoditi secara berlebihan untuk menunjukkan eksistensi nilai tanda mereka.

Pada intinya, tanpa kita sadari konsumerisme telah menjadi eksistensi dan menjadi identitas dalam masyarakat di era modern ini. Alhasil masyarakat menjadikan simbol untuk menjadikan eksistensi mereka melalui komoditi yang telah mereka beli dan memberi tanda atau nilai tertentu dalam perilaku konsumerisme tersebut. Gambaran konsumerisme sudah semakin jelas terlihat melalui budaya konsumerisme dengab adanya nilai tanda dan simbolik komoditi masyarakat. Menelusuri pemikiran Jean Baudrillard melalui konsumerisme dan kelas sosial menjadi tidak relevan dalam dunia simulasi dimana citra visual dianggap lebih penting daripada kenyataan itu sendiri. Baudrillard melihat logika nilai-tanda sebagai kemenangan besar kapitalisme dalam upayanya untuk memaksakan tatanan budaya yang sesuai dengan tuntutan produksi komoditas skala besar (Miles, 2006: 46).

Bahwa pada dasarnya seperti yang telah kita lihat sendiri melalui realitas sosial bahwa individudapat menunjukkan jati diri mereka melalui tren dan gaya hidup yang telah mereka sisipkan nilai tanda dan simbolik yang tanpa disadari mereka lakukan. Sehingga menimbulkan kelas diantara kelompok masyarakat melalui komoditi. Termasuk juga bahwa seperti nilai-guna material telah dihiraukan oleh masyarakat modern saat ini, bahwa mereka menunjukkan simbolik mereka dalam menggambarkan jati diri mereka melalui eksistensi komoditi barang yang telah dibeli.

 

 

Wednesday, 21 July 2021

Manusia

Di sebuah warung kopi ia memesan kopi hitam untuk beristirahat sejenak dari dunia. Baginya malam yang sepi adalah waktu yang pas untuk melepas lelah dari bekerja sebagai sukarelawan. Suara adukan kopi menyertai suasana di malam itu. 

“Kerja dimana mas?” Ucap penjaga warunf kopi. 

“Di tempat ibadah mas cuma bantu bantu aja sukarelawan.” Sambungnya. 

Sambil membaca buku ia menjawab pertanyaan dari penjaga warkop. Lembar demi lembar ia lewati. Terdiam sepi menghayati tiap kata-kata yang ada pada buku itu. Kopinya telah dingin, ia tak sempat menikmati selagi hangat. Berdatangan orang-orang yang tak dikenal. Tujuannya pun sama untuk melepas lelah di malam hari. Seketika salah satu dari orang itu mengajaknya mengobrol. 

“Pulang kerja mas?” Tanya orang itu 

“Iya mas.” Sambungnya.  

Suara televisi di sudut warkop menemani waktu mengobrolnya. Aroma kopi hitam tak terlepas dihirupnya. Lama kelamaan ia mengobrol dengan orang itu hingga lupa waktu. Terdengar di akhir obrolan ada beberapa pertanyaan. 

“Mas agamamu islam kan?” tanya orang itu Ia terdiam tanpa menjawabnya dan melanjuti dengan membaca buku yang telah ia tutup. Ia mulai meletup. Dalam mulutnya bergumam beberapa kata yang terdengar tak asing. 

“Ini kali tak ada yang mencari cinta.” Gumamnya mendesis 

Potongan sajak chairil yang diucapkannya untuk pertanyaan orang itu. Lalu ia pergi dari warung kopi itu dengan tubuh yang gemetar melalui pintu kayu. Penjaga warung kopi kebingungan dan bertanya-tanya dalam pikirnya apa yang telah terjadi. Lalu penjaga itu bertanya pada orang yang telah mengobrol dengannya. 

“Mas kamu manusia kan?” tanya penjaga itu.

Monday, 12 July 2021

Pesan Bapak

“Pak, kalau bapak pergi nanti jangan membawa beban pikiran ya, aku sudah merasa siap untuk keadaan nanti ketika bapak pergi ke pelukan gusti.” Ucapku pada bapakku yang sedang merintih kesakitan.

Setelah itu bapakku tersenyum lebar menawan ketika aku mengucapkan kata-kata yang keluar dari mulutku secara spontan terucap. Aku melihat wajah keriputnya sudah tak tahan lagi menahan rasa sakit yang ia alami selama ini. Napas yang terasa sesak dirasa olehnya, mata yang sudah tak kuat lagi untuk melihat ke arah keluarganya.

Di kamarnya ia berdiam diri tertidur tanpa tenaga. Hanya membayangkan sebuah atap kamar yang penuh cerita baginya. Tempat ia berbaring lelah ketika pulang bekerja untuk menghidupi keluarga yang dia punya selama seperempat abad lebih lamanya. Masa-masa dimana ia selalu beraktivitas di perkarangan rumah yang dia dirikan dan impikan telah terwujud untuk membahagiakan keluarganya yang begitu sederhana.

“Nak, bapak akan sembuh dari penyakit ini. Gusti sudah memberikanku hidup untuk menjaga dan merawatmu selama bapak hidup. Tenanglah nak.” Ucapnya untuk membuatku tenang.

“Bapak pasti kuat untuk menjalani semua ini.” Ucapku membalasnya.

Aku menahan tangis di hadapannya. Sungguh ironi aku sebenarnya masih belum bisa menjalani hidup tanpa dirinya. 
Tak lama kemudian dokter datang kerumahku. Karena kondisi kehidupan sekarang sedang mengalami bencana yang tak terduga bapakku tak dapat dirujuk ke rumah sakit terdekat. Bencana virus yang menyebar cepat di dunia membuat rumah sakit tak dapat menerima pasien, bahkan orang tua sekalipun. 
Dokter segera memeriksa keadaan bapakku yang terbaring lelah di tempat tidurnya dengan tabung oksigen yang dimasukkann ke hidungnya. Aku menunggu kabar baik untuk kesembuhan bapakku. 

Sekiranya sudah setengah jam aku menunggu hasil diagnosa dari dokter itu.

Tak lama kemudian dokter keluar dari kamar bapakku menuju beranda rumah tempatku menunggu. Dengan wajah yang mempunyai harapan besar aku menanyakan kabar baik kesehatan bapakku yang beberapa hari telah terbaring di ranjang tidurnya itu.

“Dok, bagaimana?” Tanyaku pada dokter
Dokter itu hanya diam melihatku.

Ia segera memberi pesan untuk segera masuk ke kamar bapakku.

Napas yang sesak terdengar dari luar. Aku segera menghampiri dengab terburu-buru.
 
“Nak, kurasa aku semalam bermimpi tentang kehidupan damai di kampung halaman bapak. Para manusia yang mendambakan kedamaian ada di sana. Seperti nenekmu, ibumu, dan keluarga lainnya menghampiri bapak. Mereka tersenyum menyambut hangat kedatangan bapak dengan sajian teh hangat di teras rumah.” Ucapnya dengan napas sesak.

Aku hanya terdiam tanpa mengucapkan kata-kata

“Malam sebelumnya bapak bermimpi tentang seniman yang lantang membacakan karyanya. Kurasa itu dirimu yang ada di mimpiku. Aku juga berharap begitu ketika anakku menjadi seniman besar.” Ia memberitahukan mimpi-mimpunya. “Nak, kamu adalah sebab bagiku untuk hidup selama ini.” Ucapnya
Aku masih terduduk diam mendengarkannya. 
Waktu seakan-akan berhenti berputar. Aku tak dapat mengira bahwa aku telah mendapat obituari dari bapakku sendiri. 

“Bapak sudah sehat. Aku akan memberi kabar ke sanak saudara lainnya kalau bapak sudah sehat. Bapak sudah tidak merasakab sakit lagi hari ini, bapak sudah tidur dengan lelap untuk hari ini.” Ucapku menahan tangis.

Dan akhirnya yang kutemukan dari hidup adalah bahwa keluarga adalah sebab utama bagiku untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Pesan terakhir yang diucapkan bapakku begitu terbenak dalam otakku.

“Pak, bapak menjadi sebab untukku hidup. Aku akan menjalani hidupku dengan semangatmu yang menjadi alasan aku berdiri saat ini.”

Thursday, 1 July 2021

Cat's Paw - Lost Kiss Lyrics

she walked through the dark of city

with tears on her face 

i asked when she was so empty 

" hey girl do you want something for fun?".


  I took her somewhere.

 Running and hiding from night.. 

We danced in the light of the city, 

and I never forgot that night. 

Baby you  made me feel so blue


Monday feels like sunday 

or it doesn't matter if you're on my side. 

But the radio is singing our song. 

Take me on a ride. take me anywhere

What Should I Do?

 I've got the message

Swept away by the great storm of the ocean 

The message were writen "You better go or it will be late" 


I deserve to get it

A special message for me 

With a shattering feeling at the moment

And what should i do?


The moment I wish I was dead 

With all my dirty thoughts 

I ran towards the highway Read aloud the message 


I deserve to get it

A special message for me 

With a shattering feeling at the moment

And what should i do?



Ive got the words

Thats im ugly and poor

To get you dance 

Never completely to be a man

And i dont care


I deserve to get it

A special message for me 

With a shattering feeling at the moment

And what should i do?

Speak With Devil

 Speak to the breakin wall

Makes me really crazy

With the colors that are traced there 

Written the world's cruel rules

The devil laughin away at me


I'll sing little sweet things

Little things that i have

I'll sing little sweet things

Little things the devil do


I hit the wall 

With the grip that I clenched into 

Shout out to the sick world 

Running towards the devil hug

A world that will be destroyed in the future

Thursday, 10 June 2021

Persaingan

Kalau soal iri hati, akupun juga bisa mempunyai itu. 

Tapi ya tapi bukan soal iri hati yang ingin ku tunjukkan kepada manusia yang ada di sekelilingku, mungkin aku akan menunjukkan apa yang telah ku pelajari dan ku pahami selama aku hidup kepada teman-temanku atau dengan kata lain aku hanya ingin belajar dengan lingkungan sosialku untuk berbagi ilmu yang kau dan aku punya. Bukan hanya membising bahwa semua manusia tidak dapat menggapai dirimu, tapi hanya saja kalau kamu melihat secara dalam yang kau lihat dengan kedua bola matamu yang masih sehat, mungkin kamu akan melihat sesungguhnya sifat manusia yang tak terpikirkan oleh dirimu. 


Mungkin ketika kau berbicara padaku serta mengucapkan apa yang kamu jengkelkan dari hatimu itu dengan segala perasaan yang kau punya itu ya kau dapat bicara seolah aku ini teman karibmu yang telah lama kau temui. Entah dari kapan menjalin tali pertemanan ataupun sejak masih orok bayi yang masih lucu dan tanpa dosa. 


Dulu sekali kau pernah berkata 

“Kalau ada apa-apa denganku ya kamu bilang aja jangan terlalu memendam rasa jengkelmu itu.” Ucapmu. 

Lalu aku menjawab pernyataanmu “Mungkin bukan sekarang aku jengkel padamu, entah nanti atau kapan. Tapi sih mungkin tidak mungkin untuk menjadi jengkel." Sehabis obrolan yang begitu serius itu kita tertawa lebar bersama di jalan raya margonda sambil menikmati kopi hitam yang sudah dingin itu. Suasana kota saat itu juga sedang hujan deras dan menurutku ya begitu cocok untuk berhenti sejenak untuk menikmati hujan yang datang membasahi kota dengan lambang buah Belimbing. 


Tapi kurasa saat ini kamu perlahan melupakan apa yang telah kamu katakan. Mungkin saja ataupun kau masih mengingatnya, tetapi kau hanya berpura-pura untuk lupa.


Ya saat ini pun kita juga sudah menjalin pertemanan yang begitu lama. Sudah bertahun-tahun lamanya sampai aku bosan melihat raut mukamu yang tidak pernah berubah sejak kecil hingga dewasa sekarang. Hanya saja kepribadianmu yang berubah. Entah kau mendapatkan ancaman yang begitu serius dari seseorang di luar sana atau juga dariku. 


Sedang berselang waktu kita saling membuat cerita kehidupan yang kita buat dengan jalan cerita kita sendiri. Tetapi dalam otakku timbul pertanyaan yang sangat mendalam yang sangat tak aku pahami. Mungkin karena kau terlalu mencari pengalaman, sehingga kau dapat menjadi seperti ini. Dan juga saat ini kau yang telah menjadi temanku menganggap aku sebagai sainganmu untuk menjadi terdepan atau mencapai prestis yang hebat di depan mata manusia sekeliling kita. 


Saat kita bertemu pun kau menunjukkan apa kemampuanmu di depanku. Jengkel rasanya aku melihatmu seperti itu. Tak selang beberapa waktu kau unjuk kehebatanmu. Sedang aku yang hanya bisa membuat apa yang aku bisa, hanya dapat diam untuk mendengarkan kehebatanmu. Seolah kau menjatuhkan harga diriku dengan kemampuanmu saat ini. Hingga teman sekelilingmu beranggapan bahwa kau lebih hebat daripada aku dan kau akan menjadi bintang yang cerah di linhgkunganmu. 

Kau sempat menyinggungku dengan ucapanmu yang kau ucapkan “ Yah aku cuma bisa inilah, daripada aku tidak bisa apa-apa seperti kambing congek.” Kau mengucapkan sembari melirik ke arahku. 


Lama-lama emosiku yang naik turun ini meledak melihat yang kau tunjukkan. Lalu tanpa pikir panjang aku melabrak dirimu dengan kata-kataku “Hei… aku jengkel melihat kau pamer kemampuanmu di depan banyak orang. Mungkin sekarang kita akan menjadi saingan untuk yang menjadi hebat dan terdepan.” Ia terdiam tanpa kata. Mungkin tak peduli apa yang aku katakan. Aku pergi menjauh dari lingkungan atau biasa yang disebut dengan tongkrongan. 


Pikiranku semerawut untuk memikirkannya. Yang ku pikirkan hanya pernyataan untuk pertemananku yang menjadi telah menjadi tempat untuk bersaing. Otakku dikerumuni kalimat “ Aku akan mencari kebebasan tanpa persaingan yang sangat aneh. Kalau soal kehebatan yang kau lakukan dan kau pamerkan itu ya boleh saja. Dan nantinya kita lihat siapa yang akan menang.”

Friday, 5 February 2021

Anak dan Bapaknya

Sudah berapa lama aku terkurung di dalam ruangan gelap ini. Aku juga tak mengerti harus menghilangkan rasa bosan yang selama ini kupendam di dalam otakku yang ingin sekali berpetualang di dunia luar. Tapi bagaimana bisa aku melihat matahari kalau aku harus menjaga orang tua ini yang sudah tak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk berdiri pun ia tak sanggup, apalagi harus berjalan mengikuti berkeliling di taman yang indah di luar ruangan ini. Dan terkadang juga aku berkhayal bahwa dunia sebelumnya yang aku impikan itu adalah dunia yang indah di dalam pikiran imajinasiku selama ini. Tapi orang tua ini selalu saja meronta ketika aku ingin membuka pintu dan mencegahku untuk menikmati dunia luar yang aku mimpikan di setiap tidurku saat malan hari. 

Ya benar orang tua itu adalah bapakku sendiri yang sudah kurus dan tak bisa apa-apa semenjak tiga bulan yang lalu karena penyakit ganasnya yang menyerang sebagian tubuhnya. Aku sudah menjaga dirinya agar tetap terjaga untuk waktu yang lama, bahkan bagiku tak terhitung waktuku untuk menjaganya. Karena ia adalah bapakku, maka aku harus menemani di masa-masa akhir ia menikmati dunia ini. Tapi aku juga ingin menikmati dunia yang telah ia rasakan selama masa hidupnya itu. Aku ingin sekali melihat dunia luar untuk beberapa kali. Di ruangan ini juga hanya ada aku, bapakku, dan beberapa kucing yang ia pelihara sejak ia masih sehat. Kucing itu yang terkadang memberitahu diriku bahwa untuk selalu berada di sampingnya, ia seolah tahu umurnya tidak terlalu panjang. Bahkan hanya hitungan hari ataupun detik, menit, dan jam. 

Seseorang tua ini selalu memintaku untuk mengambilkan buku, karena di waktunya saat ini ia hanya dapat menulis dari imajinasi yang ia dapati dari penyakitnya itu. Ketika aku berjalan keluar ruangan ini menuju ke ruangan lainnya, mataku tertuju ke cahaya yang masuk melalui jendela. Di sanalah aku selalu melihat dunia luar yang aku mimpikan. Aku berpikir untuk keluar sebentar, karena rasa penasaranku aku mencoba membuka pintu ruangan yang aku jejaki saat ini.

suara pintu berderit dengan pelan mulai terbuka, cahaya matahari mulai memasuki ruamgan yang gelap ini. Kucing itu melihatku dan lansung segera menghadangku untuk tidak keluar.

"Kamu mau kemana?." Ucap kucing itu bertanya ingin tahu

"Aku hanya ingin keluar sebentar saja untuk membunuh rasa bosanku ini selama aku menjaga orang tua itu, sungguh membosankan selama beberapa pekan aku hanya diam di ruangan itu." Ucapku membalas pertanyaannya

"Hei apakah kau tau bahwa bapakmu itu sedang sakit? Bahkan kau tak tahu dunia luar itu seperti apa, kamu juga selama ini kan hanya berdiam diri di ruangan ini." Ucap kucing itu

"Sebentar saja aku ingin keluar menikmati dunia ini." Ucapku penasaran.

"Tapi bapakmu itu sedang sakit dan kamu tidak tahu kejamnya orang-orang serakah di luar sana, kembalilah cepat jagalah bapakmu itu."

Aku tak menghiraukan omongan itu, lekas aku berlari ketika pintu sudah mulai terbuka lebar. Akhirnya aku juga melihat dunia yang aku impikan selama ini. Aku berjalan di tengah sabana luas yang indah dikerumuni rumput yang tertiup angin. Tapi aku sesekali melihat rumput yang seharusnya berwarna hijau indah tapi ada beberapa yang berwarna bercak merah. Aku menghampiri rumput itu yang berada di samping bebetauan besar. Ketika aku mulai mendekati rerumputan itu, terdengar suara bising yang menjerit permohonan. Rasa ingin tahuku semakin besar ketika mendengar jeritan itu, kurasa itu manusia sama sepertiku. 

Mataku tak bisa berkedip ketika melihat kejadian yang saat ini kulihat. Di sana banyak kucuran darah bekas penindasan antara manusia. Peperangan terjadi karena keserakahan manusia. Aku tak tahan melihat ini. Tiba-tiba aku menginjak sesuatu yang keras, aku kira itu batu atau semacam kayu, aku melihat kebawah dan yang kulihat hanyalah mayat yang tak bernyawa. Lariku terbirit-birit karena tak tahan melihat kekejaman itu. Tak jauh dari tempat itu aku masih menemui manusia yang dijadikan budak oleh manusia yang mempunyai pakaian lebih bagus dari budak itu. Aku semakin tak kuat melihat dunia yang selama ini aku impikan ternyata di balik keindahan dunia itu banyak sekali hal yang tak aku ketahui. Segera aku pulang dengan nafas yang tergesa-gesa. 

Bapakku yang terbangun karena derit pintu yang keras, raut mukanya heran.

"Kamu dari mana nak?" Tanya bapakku

"Aku dari luar, aku tak menyangka bahwa aku telah memimpikan keindahan dunia yang salah." Ucapku

"Yah akhirnya kau telah mengetahui itu, aku sengaja untuk menyuruhmu menjagaku selama ini karena aku tak ingin kau melihat kekejaman yang terjadi saat ini. Karena waktu hidupku tak lama lagi, mungki nanti kau akan tahu betapa kejamnya yang kau lihat sehingga kau tak mengerti apa itu manusia dengan keserahakahan yang ia miliki." Ucap bapakku terbata-bata "kau tahu? Bahwa tuhan sudah memberi segalanya, tetapi apa yang terjadi? Mereka menginginkan lebih, untuk menikmati harta duniawi yang hanya sebentar dinikmati oleh mereka." Ucap bapakku melanjutkannya

Tuesday, 19 January 2021

Perempuan Mencari Cinta

Seperti hari biasanya aku menjalani hidup tanpa ada yang harus aku renungkan, tapi terkecuali dirimu yang selalu aku renungkan dalam jurang yang dalam tanpa aku mengetahuinya sedalam apa dan apapun yang ada di dalamnya. Begitu sulit? Iya mungkin bagimu tidak begitu sulit, tapi apakah menurutmu bagiku tidak begitu sulit? Tentu saja aku merasa ada tekanan yang menusuk hidupku sejak kau datang menghampiri bahkan kau berlabuh sebentar saja dengan memberi status yang kuharapkan lalu kau pergi lagi entah kapan dan kemana kau berkelana. 

Ohiya aku lupa kau punya kesibukan, akupun juga mempunyainya yang kau namakan dengan kesibukan. Bahkan sejenak aku berpikir untuk apa kesibukanku hanya untuk merasa ketakutanku dengan datangnya pesan singkat atau panggilan telepon darimu? Kau benar, ya kau benar kalau aku sedang bermain bersama teman kau sungguh khawatir. Tapi akankah berlebihan jika kau membuatku begitu tertekan dengan kata-kata daj ucapanmu untuk menyuruhku sekadar pulang kerumah, jika akupun tersandung karena kerikil apakah kau akan datang menghampiri? Kuyakin kau hanya mengucapkan ucapan dari mulutmu itu untuk aku lebih berhati-hati. O gusti apakah aku kurang berhati-hati dalam menjalani hidup di tengah riuhnya kota ini untuk selalu menanyakan kerinduanmu dan caramu untuk memberiku perhatian yang berlebihan sampai aku memiliki rasa takut akan telepon dan pesan singkat darimu ketika aku sedang mengencani kehidupan diriku yang mencari kebebasan dalam arti cinta. Ya cinta yang saling bekerja sama seperti yin dan yang, simbol yang menjadi satu dari segala kekurangan yang dimiliki oleh manusia.

Aku ingin bercerita sedikit tentang diri kita. Suatu hari bahkan kemarin hari itu ketika aku sedang mencari kehidupanku dengan hal kecio yaitu bertemu dengan teman-teman kampusku, ya karena aku sudah lulus kuliah dan jarang bertemu dengan mereka. Tiba-tiba saja ada pesan masuk, o tidak bahkan panggilan telepon masuk. Lalu siapa lagi kalau bukan dirimu kekasihku. Dengan rasa yang meletup-letup aku segera mengangkat panggilan telepon itu hanya untuk dirimu. Ku kira kau akan memberi sesuatu yang indah untukku hari ini, tapi ya ternyata bahwa kau hanya memberiku ketakutan yang ke sekian kalinya. 

Ketika kuangkat dering telepon selulerku kau berkata sekiranya begini yang kuingat:
*Haloo...." Ucap.dirinya.

"Iyaa hallo, kenapa telepon? Ada apa gerangan nih?" Jawabku.

Kau terdiam dengan mendengar suara ramai dari mulut teman-temanku
"Kamu itu lagi di mana? Kok rame banget sih." Tanya dirinya.

"O aku lagi di rumah temenku, lagi kerja di sini soalnya di rumah bosen hahaha." Jawabku.

"Mending kamu pulang! Ngapain sih kerja segala di rumah temen, aku gak suka ya kalau kamu begini suka keluar rumah apalagi kan temen kamu banyak banget, emang bisa fokus? Terus itu cowok banyak banget." Ucap dirinya.

Aku terdiam mematung ketika mendengar ucapanmu, rasa tertekanku semakin menjadi di dalam pikiranku. Aku tak bisa berkata apa-apa.

"Pulang sekarang, lagipula kamu lagi work from home kan ngapain segala pergi-pergi mending di rumah aja." Ucap dirinya.

Semakin aku terdiam di dalam renunganku yang menekanku bak paku bumi sedang menancap tanah. 

Terkadang aku selalu merasa apa aku hanya akan terus mencintai seperti aku mencintai pembuat undang-undang yang mengaturku hidup di suatu negara. Kurasa cinta terlalu membuatku buta untuk kulihat, sehingga aku tak tau apa itu artinya cinta yang sebenaenya. Apakah cinta akan selalu mengatur kehidupanku atau memberiku kehidupan.

Sungguh aku ingin sekali merasakan cinta seperti apa yang telah tuhan berikan kepadaku. Cinta yang memandang kehidupanku seperti apa hingga aku hanya menjalani kehidupan yang aku jalani dengan apa yang aku percaya dengan rasa yang telah sepenuhnya kuberikan kepada siapa yang telah aku cintai dan memberikanku cinta yang saling berhubungan satu sama lain. Hingga memberikan rasa haus dahaga dari kebahagiaan yang selalu aku cari dalam kehidupan.

Kurasa cinta seharusnya memberikanku kehidupan yang akan menjadi cerita dan akan selalu kuceritakan pada manusia lainnya yang ingin merasakan cinta dan tertekan pada rasa cinta yang menjadi aturan dalam mengatur kehidupanku. Bahkan tuhan pun yang aku cinta memberi segala yang ia berikan tanpa menilai bentuk manusia yang ia cintai. Mungkin tuhan cemburu dengan cintaku yang mendapat aturan dari manusia yang telah ia ciptakan dan juga manusia yang ku anggap kekasih yang memberikanku aturan. 

Mungkin ketika aku mendapatkan kehidupan dari arti cinta yang begitu aku dambakan, aku akan merasa hidup seperti apa yang aku impikan selama aku merenungkan cinta yang saling bersatu seperti romeo dan juliet. Dan tak membebani satu sama lain antara kita yang saling mencinta dengan segala rasa yang ada di dalamnya termasuk saat kita sedang merindu satu sama lain

19 Januari 2021