Pages

Sunday, 12 June 2022

Anakku Telah Kembali

 

Anakku mati dengan mata melotot


Dalam keadaan setengah sadar aku melihat gambaran yang tak pernah terbayangkan selama masa hidupku. Melongo melihat kematian anakku dengan bola mata yang melotot karena tangis semalam suntuk, persis seperti kisah hidayah azab televisi. Tentu saja membayangkannya sungguh menakutkan ketika kematian yang begitu aneh mendatangi manusia. Anakku tanpa tau kejamnya dunia mati begitu mengenaskan.


Tentu saja aku merasa sedih melihat kesedihan anakku semalam suntuk sebelum menjelang sakaratul maut. Sedari pulang bekerja anakku sudah lemah gemulai di ranjang tipis sebongkah bidan di salah satu dusunku.


Ketika malam itu anakku merengek memintaku untuk membelikan mainan yang disukainya, namun aku belum mendapatkan upah dari pekerjaanku yang sangat kejam ini. Pagi yang masih gelap bertemu dengan malam yang datang tanpa diundang dan mengundang gelap kembali. Setiap bapak pasti tak pernah tega melihat anak yang satu-satunya dan juga menjadi titipan untuk menjadi kesayangan sang pencipta. Aku pun juga begitu, melihatnya begitu murung. Membuatku merasa sesal yang begitu dalam menjadi seorang bapak yang tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu nasib yang tak tau pastinya. 


Sudah semalam aku tak nyaman untuk memejamkan mataku. Besok aku akan bertemu wanita gila yang menjadi atasanku di gedung pencakar langit itu, anggap saja itu sebuah gudang pencetak uang yang ada di salah satu pulau di nusantara, yaitu, Jawa. Bisa dikatakan kalau itu tempatku bekerja yang menyeramkan. Menyita hidupku yang penuh kebebasan dan hanya menjadi eksis dalam dunia. Justru mereka pasti berpikir dengan kesemuan mereka bahwa hidupku begitu nikmat di dalam tempat pencetak uang terbesar, andai-andai hidup nikmat, waspada dengan tatapan sang jabatan yang membawahiku. Bisa saja dipaksakan untuk berhenti bekerja dalam waktu kurang dari satu hari, pasti bisa saja dengan kemampuannya itu.


Sebelum berangkat di pagi hari aku mengecup anakku yang sedang tidur lelap sambil berbisik padanya, walaupun aku tau anakku tak mendengarnya.


“Tunggu bapak ya nak, sehabis pulang bapak pasti akan menuruti kemauanmu yang kamu inginkan itu,” ucapku.


Bergegas aku menyalakan mesin kuda modern yang biasa disebut dengan sepeda motor beroda dua. Kecepatan 80km/jam aku tempuh untuk mengejar absensi agar tak telat satu menitpun. Padahal pagi masih begitu sejuk untuk menyeruput kopi hitam dan sebatang rokok di teras. Tapi, aku sudah dikejar waktu yang membawa senjata malaikat maut dengan bilah yang sangat tajam.


Sesampainya di halaman kantor aku berlari tak peduli dengan keadaan sekitar, jam sudah tepat menuju arah tujuh pagi. Sedang aku masih berlari sekuat tenagaku. Sampai-sampai seorang petugas keamanan menegurku.


“Jangan gegabah mas, nanti jatuh,” ucapnya dengan lelucon pagi yang selalu membosankan.


Selamat aku! Kurang dari satu menit aku bisa menandatangi absenku.


Namun kulihat ada yang begitu aneh dengan rekan sejawatanku di kantorku ini. Mereka begitu murung entah apa yang telah terjadi. Mungkinkah mereka terlalu lelah berdesakan di kereta komuter antar kota, atau mereka yang terkena sial karena ban motornya bocor di tengah perjalanan menuju kantor.


Segera aku menegur salah seorang dari mereka, ia teman bersusah payah semenjak pertama kali aku menjejakkan kakiku di kantor ini. Namanya arya dan biasa dipanggil dengan panggilan Asu yang berasal dari bahasa jawa, diartikan dengan anjing dalam bahasa indonesianya. Panggilan itu karena nama panjangnya di singkat menjadi Asu alias Arya Sutejo. 


‘Su bengong aje lu, biasanye ketawa ketiwi lu. Payah ah gak ada semangatnya,” ucapku


Ia masih terdiam tak menghiraukanku. 


“Ikut gue dulu sini lan ke warung seberang jalanan itu,” ucap ajakannya.


Waktu yang tepat untuk menghilangkan sedikit lelah dari perjalananku menuju kantor. Sekadar menyeruput kopi hitam di warung seberang yang bertepatan di pinggir kali yang keruh. 


Sesampainya di warung itu aku dan Asu segera memesan kopi dan beberapa batang rokok. Suara adukan kopi sungguh menyejukkan pagi ini. Kuseruput sedikit demi sedikit sembari menghisap rokok ketengan yang ku beli tadi. 


“Lan, kita ada di ambang kematian nih. Orang kejam itu makin lama makin gila, lu udah tau kan? Sekali tatapannya berarti ancaman bagi kita! Hari ini lu harus hati-hati dulu sama dia. Kalau bisa sampai kedepannya!” ucapnya memberiku arahan.


Aku kaget! Ucapannya terdengar begitu serius. Tapi aku tak begitu peduli, karena hari ini aku akan menerima upah bulananku selama aku bekerja dalam sebulan penuh.


Aku membalasnya dengan pertanyaan.


“Emangnya ada apaan sih? Lu kayanya takut banget, santai aja kali ntar juga perasaannya biasa aja, mungkin aja dia lagi ada masalah,” ucapku menenangkannya


“yaudahlah terserah lu aja, gue cuma ngasih tau lu aja buat hati-hati,” balasnya.


Kopi dan rokokku sudah habis, aku dan Asu bergegas kembali ke ruangan kantor. 


Sesampainya di sana memang terlihat begitu tegang. Perasaan tertekan yang tak pernah kurasakan ini baru pertama kali kurasakan. Tatapan wanita itu begitu sinis terhadap kami. Aku pun tak mengerti apakah aku berbuat yang tidak senonoh selama aku bekerja atau aku membuat kesalahan besar dalam pekerjaanku.


Kurasa hari ini akan berlalu begitu lama karena suasana begitu menegangkan, bak ikut kompetisi cerdas cermat yang diadakan antar sekolah dengan lawan yang sangat lihai dalam berbagai hal.


Sehari suntuk aku lewati hingga menjelang matahari yang pamit menuju ufuk barat bumi.


Anehnya setelah melewati pintu ruangan kantor, aku tak mendapati perasaan yang tak terbayangkan. Entah aku akan jatuh dari motorku atau mendapatkan kesialan lainnya. Aku hanya bisa berdoa agar bisa selamat sampai rumah. Segera kunyalakan kembali motorku.


Di perjalanan aku merasa getaran telepon pintarku begitu banyak. Aku membiarkan teleponlu karena aku sedang mengendarai motorku.


Setelah sampai di rumahku segera aku cek keadaan anakku, ia jatuh sakit! Panas tubuh yang begitu tinggi. Aku panik kelabakan. Tak sempat bebersih diri aku membawanya ke klinik terdekat. Anakku lansung ditangani, beberapa jam aku menunggu tanpa sadar sudah sepertiga malam. Aku mengabari teman kantorku bahwa aku tak dapat masuk besok hari. Ketika aku melihat teleponku, banyak panggilan masuk dari si Asu. Segera ku telpon kembali dia.


‘Su kenapa nelpon?” 


“Lan kita kena PHK!” ucapnya.


“Lu jangan becanda deh, anak gue baru masuk klinik nih”


“Gue gak bohong beneran deh, bener kan yang gue bilang hati-hati. Kita di PHK sepihak karena ibu itu lan, si ibu itu udah gak suka sama kita gak tau apa salah kita,”


Dingin sekujur tubuhku. 


Linglung! Sudah jatuh tertimpa tangga! 


Bidan datang! 


“Pak, mohon maaf, semoga bapak bisa tabah, saya juga tak kuat melihat keadaan anak bapak, bapak bisa melihat sendiri,” 


Nyawanya sudah tiada, matanya melotot! 


Aku tak mengerti apa yang telah kulakukan, sekujur tubuhku tak bisa berhenti bergerak. Tangis tumpah dari mataku melihat kondisi anakku.


Anakku! Kau pergi begitu cepat. Aku merasa bersalah sekali karena tak bisa menjagamu dan melindungimu. Aku sudah pulang dengan membawa yang kamu mau, tetapi kau sudah diberikan hadiah terbaik oleh tuhan dan kembali.


Maka bagiku saat ini adalah nikmat dunia mana lagi yang kau cari nak selain kembali ke penciptamu. 



Thursday, 25 November 2021

Menelaah Ruang Publik Dalam Segi Minat Baca Aliansi Perpustakaan Jalanan

 Pada dasarnya yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana salah satu tanggung jawab yang mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Bangsa yang cerdas dapat dinilai dari potensi minat baca masyarakat dari negara tersebut. Berbagai upaya mencerdaskan bangsa sudah banyak dilakukan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Tentunya minat baca begitu penting dalam mewujudkan cita-cita dari tujuan mencerdaskan bangsa yang telah tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945. Adanya perpustakaan sebagai sarana mengembangkan ilmu dengan berbagai macam koleksi buku dapat menarik perhatian untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

Tetapi dalam hal mengenai minat baca yang dilansir oleh United Nation Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO), yang merupakan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kebudayaan yang telah berdiri sejak tahun 1945 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyebutkan Indonesia mendapati urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, hal itu berarti dari seribu orang hanya ada satu orang yang mempunyai minat baca tinggi.

menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001% yang mempunyai minat baca. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia menduduki urutan 38 dari 39 negara yang telah diteliti. Menerut laporan Bank Dunia No.16369-IND (Education in Indonesia from Crisis to recovery), menyebutkan bahwa tingkat membaca mulai dari usia kelas VI Sekolah Dasar di Indonesia hanya dapat meraih skor 51,7 sedangkan itu di Filipina (52,6), Thailand,(65,1) dan Singapura,(74,0). Dari data yang telah dipaparkan oleh UNESCO menjelaskan bahwa tingkat minat baca di Indonesia masih terbilang rendah.

Beberapa kelompok pemuda yang menjalankan kegiatan baca membaca untuk mengembangkan budaya literasi masyarakat yang terbilang rendah, salah satunya Aliansi Perpustakaan Jalanan yang sudah lama terbentuk dari penggiat literasi dan kelompok pemuda. Adanya Aliansi Perpustakaan Jalanan yang memanfaatkan ruang publik, seperti taman kota, alun-alun, jalur pejalan kaki, dan sebagainya. Mereka yang terdiri dari anak muda penggiat literasi yang menjadi wadah untuk kegiatan mengembangkan budaya literasi dalam hal membuka perpustakaan jalanan untuk masyarakat membaca secara gratis. Buku yang mereka sajikan berbagai macam, mulai dari cerita anak, dongeng, novel, hingga buku pelajaran untuk anak sekolah. Bahkan Aliansi Perpustakaan Jalanan juga melakukan kegiatan diskusi publik untuk mengembangkan pengetahuan, baik untuk yang bergabung dengan Aliansi Perpustakaan Jalanan hingga ke masyarakat.

Penjelasan mengenai ruang publik yang dikemukakan oleh Habermas yang menjelaskan bahwa ruang publik merupakan wilayah sosial yang lepas dari sensor dan dominasi. Semua orang bisa memasuki ruang tersebut. Individu berkumpul untuk berserikat dan menyatakan pendapat. Dari sinilah opini publik terbentuk dan hal terpenting dari ruang publik adalah informasi (Y. Sumaryanto, Tesis 2008). Ruang publik yang merupakan pluralitas dan dapat digunakan oleh berbagai macam kalangan seperti keluarga, komunitas, dan organisasi.

Aliansi Perpustakaan Jalanan yang menjadi aktor dalam membangun aktivitas ruang publik sebagai ranah untuk mengembangkan budaya literasi masyarakat. Dimana tempat berkumpulnya masyarakat untuk sekadar berdiskusi, maka itulah yang dapat disebutkan dengan ruang publik. Makna ruang publik dapat diartikan bahwa ruang publik tidak berkaitan dengan kepentingan seperti politik dan ekonomi. Namun seyogyanya ruang publik tidak terbatas, dengan kata lain bahwa ruang publik adalah tempat kebebasan berpendapat.

Seperti apa yang telah dilakukan oleh Aliansi Perpustakaan Jalanan bahwa mereka yang memaknai ruang publik tidak terbatas dapat menjadi arena untuk pembentukan ide, pengetahuan serta menjadi pendidikan alternatif sebagai ranah Aliansi Perpustakaan Jalanan. Kebersamaan kolektif yang menjadi sebuah ide dalam membangun Aliansi Perpustakaan Jalanan menjadi wadah alternatif bagi masyarakat.

Meski begitu, dalam menjalankan kegiatan aktivitas ruang publik, terdapat konstestasi ruang publik yang menjadi faktor penghambat dalam tujuan yang ingin dicapai oleh Aliansi Perpustakaan Jalanan yaitu untuk mengembangkan budaya literasi masyarakat. Salah satunya beberapa aktor yang menjadi faktor penghambat itu ialah tukang parkir dan penjaga taman kota yang bertugas di kawasan tersebut. Namun aktor tersebut hanyalah menjadi salah paham dan mengira bahwa kegiatan Aliansi Perpustakaan Jalanan sedang berjualan buku di kawasan yang telah dijaga oleh aktor itu.

Sedang itu terdapat pendukung bahwa adanya Aliansi Perpustakaan Jalanan membuat perubahan bagi masyarakat secara tidak lansung. Dilihat dari segi ruang publik yang menjadi arena, perubahan yang terjadi terlihat bahwa ruang publik yang disebutkan seperti taman kota tidak hanya untuk menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat, melainkan menjadi tempat untuk berdiskusi. Sebagaimana ruang publik tersebut menjadi arena yang telah dilakukan oleh Aliansi Perpustakaan Jalanan.

Sebagai penutup, Aliansi Perpustakaan Jalanan memanfaatkan ruang publik sebagaimana mestinya. Bahkan ruang publik yang sebelumnya hanya untuk tempat berbincang-bincang antar individu, menjadi tempat untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan budaya literasi masyarakat. Hingga dapat terjadi beberapa perubahan dalam makna ruang publik yang semestinya untuk menjadi arena perkembangan ilmu pengetahuan dengan cara membuka lapakan buku untuk membaca buku secara gratis, membuat diskusi publik tentang pengetahuan umum.

Menulusuri Jejak Nilai Tanda, Simbolik, dan Eksistensi Konsumerisme Masyarakat

Manusia tanpa disadari memiliki perilaku konsumtif yang berlebihan. Melihat E-commerce yang sudah merebak dalam ranah besar dunia maya, dapat membuat manusia mencuci mata untuk sekadar melihat-lihat tren dari gaya hidup zaman sekarang. Sifat konsumtif yang terjadi di kota-kota besar menjadi acuan untuk manusia menunjukkan jati diri mereka melalui tanda konsumerisme yang menjadi nilai lebih bagi mereka. Terutama di wilayah perkotaan, konsumerisme telah menjadi arena untuk menunjukkan eksistensi diri seseorang.

Internet yang bukan lagi sekadar dunia maya dengan seiringnya perkembangan teknologi, internet menjadi media untuk masyarakat dalam berinteraksi antar sesama individu. Melalui jejaring sosial yang ada di internet menjadi dasar dan sebab perkembangan pesatnya teknologi bagi masyarakat. Atas dasar inilah budaya pop yang menjadi sebab akibat dalam konsumerisme masyarakat.

Teknologi yang semakin canggih menjadi arus informasi bagi masyarakat untuk menulusuri budaya populer yang berada di luar Indonesia. Khususnya sosial media yang menjadi arena bagi kehidupan keseharian masyarakat. Menjadi hal yang sangat memungkinkan teknologi menjadi desain dalam ruang konsumerisme.

Melalui konsumerisme memasuki ranah jagat raya sosial media sebagai relaitas sosial yang terjadi di masyarakat melalui media. Eksistensi konsumerisme tidak kalah saing dengan adanya E-commerce atau biasa disebutkan dengan online shop yang kian digunakan oleh generasi ke generasi.  Terlebih lagi melalui perkembangan teknologi yang berkembang pesat, masyarakat dimudahkan untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dengan klik dan klik melalui aplikasi belanja online. E-commerce yang dapat memudahkan masyarakat dalam memilih dan memilah barang tanpa harus datang lansung ke kios atau toko-toko yang terdapat di pusat perbelanjaan menjadi faktor yang menjadikan masyarakat memulai perilaku konsumtif.

 

Tren dan gaya hidup menarik perhatian masyarakat untuk mengikuti dunia fashion. Teknologi yang menjadi faktor serta sebab akibat pesatnya kemajuan penyebaran informasi yang tidak lagi melalui surat kabar atau media massa lainnya. Melalui tren daya gaya hidup dari budaya yang bukan berasal dari Indonesia menyebabkan berbagai pengaruh bagi masyarakat modern. Seperti halnya budaya Korea Populer atau biasa disebut dengan K-pop, tren musik, fashion pada zaman 1970-1980 , dan Cosplayer Jepang dapat menjadi pengaruh bagi perilaku konsumtif masyarakat dalam dunia fashion yang telah tesebar melalui arus informasi di internet.

Penjelasan mengenai budaya populer yang menjadi ruang konsumsi menjadi kegiatan berbelanja bagi masyarakat.  Kegiatan berbelanja khususnya didesain menarik dalam hari-hari besar di Indonesia. Momen-momen hari besar dilihat oleh para kapitalis sebagai momen yang tepat untuk menjual barang dengan keuntungan yang besar. Seperti halnya momen hari besar lebaran, natal, dan akhir tahun yang tepat dalam menjadikan arena perdagangan komoditas. Hal ini bukan terjadi karena adanya hari raya besar, tetapi tanpa disadari bahwa masyarakat dimanfaatkan melalui momen hari raya tersebut. Tanpa sadar pemanfaatan momen tersebut kapitalis menjadikan internet sebagai agen untuk meraup laba yang menguntungkan dengab momen tersebut. Pada dasarnya terdapat penanaman norma yang telah disisipkan dan seolah memaksa masyarakat pada setiap momen hari raya untuk berbelanja.

Perilaku konsumtif sendiri terjadi pada masyarakat yang merasa tidak pernah puas pada tren dan gaya hidup mereka. Keinginan dalam membeli barang-barang yang menjadi sifat dasar tanpa disadari manusia itu sendiri dapat menjadi perilaku konsumtif. Gambaran perilaku konsumtif ini tanpa sadar menggambarkan bahwa konsumerisme yang menjadi nilai tanda dan simbolik tanpa dilihat dari fungsinya, sehingga mereka mengkonsumsi komoditi secara berlebihan untuk menunjukkan eksistensi nilai tanda mereka.

Pada intinya, tanpa kita sadari konsumerisme telah menjadi eksistensi dan menjadi identitas dalam masyarakat di era modern ini. Alhasil masyarakat menjadikan simbol untuk menjadikan eksistensi mereka melalui komoditi yang telah mereka beli dan memberi tanda atau nilai tertentu dalam perilaku konsumerisme tersebut. Gambaran konsumerisme sudah semakin jelas terlihat melalui budaya konsumerisme dengab adanya nilai tanda dan simbolik komoditi masyarakat. Menelusuri pemikiran Jean Baudrillard melalui konsumerisme dan kelas sosial menjadi tidak relevan dalam dunia simulasi dimana citra visual dianggap lebih penting daripada kenyataan itu sendiri. Baudrillard melihat logika nilai-tanda sebagai kemenangan besar kapitalisme dalam upayanya untuk memaksakan tatanan budaya yang sesuai dengan tuntutan produksi komoditas skala besar (Miles, 2006: 46).

Bahwa pada dasarnya seperti yang telah kita lihat sendiri melalui realitas sosial bahwa individudapat menunjukkan jati diri mereka melalui tren dan gaya hidup yang telah mereka sisipkan nilai tanda dan simbolik yang tanpa disadari mereka lakukan. Sehingga menimbulkan kelas diantara kelompok masyarakat melalui komoditi. Termasuk juga bahwa seperti nilai-guna material telah dihiraukan oleh masyarakat modern saat ini, bahwa mereka menunjukkan simbolik mereka dalam menggambarkan jati diri mereka melalui eksistensi komoditi barang yang telah dibeli.

 

 

Wednesday, 21 July 2021

Manusia

Di sebuah warung kopi ia memesan kopi hitam untuk beristirahat sejenak dari dunia. Baginya malam yang sepi adalah waktu yang pas untuk melepas lelah dari bekerja sebagai sukarelawan. Suara adukan kopi menyertai suasana di malam itu. 

“Kerja dimana mas?” Ucap penjaga warunf kopi. 

“Di tempat ibadah mas cuma bantu bantu aja sukarelawan.” Sambungnya. 

Sambil membaca buku ia menjawab pertanyaan dari penjaga warkop. Lembar demi lembar ia lewati. Terdiam sepi menghayati tiap kata-kata yang ada pada buku itu. Kopinya telah dingin, ia tak sempat menikmati selagi hangat. Berdatangan orang-orang yang tak dikenal. Tujuannya pun sama untuk melepas lelah di malam hari. Seketika salah satu dari orang itu mengajaknya mengobrol. 

“Pulang kerja mas?” Tanya orang itu 

“Iya mas.” Sambungnya.  

Suara televisi di sudut warkop menemani waktu mengobrolnya. Aroma kopi hitam tak terlepas dihirupnya. Lama kelamaan ia mengobrol dengan orang itu hingga lupa waktu. Terdengar di akhir obrolan ada beberapa pertanyaan. 

“Mas agamamu islam kan?” tanya orang itu Ia terdiam tanpa menjawabnya dan melanjuti dengan membaca buku yang telah ia tutup. Ia mulai meletup. Dalam mulutnya bergumam beberapa kata yang terdengar tak asing. 

“Ini kali tak ada yang mencari cinta.” Gumamnya mendesis 

Potongan sajak chairil yang diucapkannya untuk pertanyaan orang itu. Lalu ia pergi dari warung kopi itu dengan tubuh yang gemetar melalui pintu kayu. Penjaga warung kopi kebingungan dan bertanya-tanya dalam pikirnya apa yang telah terjadi. Lalu penjaga itu bertanya pada orang yang telah mengobrol dengannya. 

“Mas kamu manusia kan?” tanya penjaga itu.

Monday, 12 July 2021

Pesan Bapak

“Pak, kalau bapak pergi nanti jangan membawa beban pikiran ya, aku sudah merasa siap untuk keadaan nanti ketika bapak pergi ke pelukan gusti.” Ucapku pada bapakku yang sedang merintih kesakitan.

Setelah itu bapakku tersenyum lebar menawan ketika aku mengucapkan kata-kata yang keluar dari mulutku secara spontan terucap. Aku melihat wajah keriputnya sudah tak tahan lagi menahan rasa sakit yang ia alami selama ini. Napas yang terasa sesak dirasa olehnya, mata yang sudah tak kuat lagi untuk melihat ke arah keluarganya.

Di kamarnya ia berdiam diri tertidur tanpa tenaga. Hanya membayangkan sebuah atap kamar yang penuh cerita baginya. Tempat ia berbaring lelah ketika pulang bekerja untuk menghidupi keluarga yang dia punya selama seperempat abad lebih lamanya. Masa-masa dimana ia selalu beraktivitas di perkarangan rumah yang dia dirikan dan impikan telah terwujud untuk membahagiakan keluarganya yang begitu sederhana.

“Nak, bapak akan sembuh dari penyakit ini. Gusti sudah memberikanku hidup untuk menjaga dan merawatmu selama bapak hidup. Tenanglah nak.” Ucapnya untuk membuatku tenang.

“Bapak pasti kuat untuk menjalani semua ini.” Ucapku membalasnya.

Aku menahan tangis di hadapannya. Sungguh ironi aku sebenarnya masih belum bisa menjalani hidup tanpa dirinya. 
Tak lama kemudian dokter datang kerumahku. Karena kondisi kehidupan sekarang sedang mengalami bencana yang tak terduga bapakku tak dapat dirujuk ke rumah sakit terdekat. Bencana virus yang menyebar cepat di dunia membuat rumah sakit tak dapat menerima pasien, bahkan orang tua sekalipun. 
Dokter segera memeriksa keadaan bapakku yang terbaring lelah di tempat tidurnya dengan tabung oksigen yang dimasukkann ke hidungnya. Aku menunggu kabar baik untuk kesembuhan bapakku. 

Sekiranya sudah setengah jam aku menunggu hasil diagnosa dari dokter itu.

Tak lama kemudian dokter keluar dari kamar bapakku menuju beranda rumah tempatku menunggu. Dengan wajah yang mempunyai harapan besar aku menanyakan kabar baik kesehatan bapakku yang beberapa hari telah terbaring di ranjang tidurnya itu.

“Dok, bagaimana?” Tanyaku pada dokter
Dokter itu hanya diam melihatku.

Ia segera memberi pesan untuk segera masuk ke kamar bapakku.

Napas yang sesak terdengar dari luar. Aku segera menghampiri dengab terburu-buru.
 
“Nak, kurasa aku semalam bermimpi tentang kehidupan damai di kampung halaman bapak. Para manusia yang mendambakan kedamaian ada di sana. Seperti nenekmu, ibumu, dan keluarga lainnya menghampiri bapak. Mereka tersenyum menyambut hangat kedatangan bapak dengan sajian teh hangat di teras rumah.” Ucapnya dengan napas sesak.

Aku hanya terdiam tanpa mengucapkan kata-kata

“Malam sebelumnya bapak bermimpi tentang seniman yang lantang membacakan karyanya. Kurasa itu dirimu yang ada di mimpiku. Aku juga berharap begitu ketika anakku menjadi seniman besar.” Ia memberitahukan mimpi-mimpunya. “Nak, kamu adalah sebab bagiku untuk hidup selama ini.” Ucapnya
Aku masih terduduk diam mendengarkannya. 
Waktu seakan-akan berhenti berputar. Aku tak dapat mengira bahwa aku telah mendapat obituari dari bapakku sendiri. 

“Bapak sudah sehat. Aku akan memberi kabar ke sanak saudara lainnya kalau bapak sudah sehat. Bapak sudah tidak merasakab sakit lagi hari ini, bapak sudah tidur dengan lelap untuk hari ini.” Ucapku menahan tangis.

Dan akhirnya yang kutemukan dari hidup adalah bahwa keluarga adalah sebab utama bagiku untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Pesan terakhir yang diucapkan bapakku begitu terbenak dalam otakku.

“Pak, bapak menjadi sebab untukku hidup. Aku akan menjalani hidupku dengan semangatmu yang menjadi alasan aku berdiri saat ini.”

Thursday, 1 July 2021

Cat's Paw - Lost Kiss Lyrics

she walked through the dark of city

with tears on her face 

i asked when she was so empty 

" hey girl do you want something for fun?".


  I took her somewhere.

 Running and hiding from night.. 

We danced in the light of the city, 

and I never forgot that night. 

Baby you  made me feel so blue


Monday feels like sunday 

or it doesn't matter if you're on my side. 

But the radio is singing our song. 

Take me on a ride. take me anywhere

What Should I Do?

 I've got the message

Swept away by the great storm of the ocean 

The message were writen "You better go or it will be late" 


I deserve to get it

A special message for me 

With a shattering feeling at the moment

And what should i do?


The moment I wish I was dead 

With all my dirty thoughts 

I ran towards the highway Read aloud the message 


I deserve to get it

A special message for me 

With a shattering feeling at the moment

And what should i do?



Ive got the words

Thats im ugly and poor

To get you dance 

Never completely to be a man

And i dont care


I deserve to get it

A special message for me 

With a shattering feeling at the moment

And what should i do?