Pages

Wednesday, 27 September 2017

Kekejian Kekuasaan

Lingkunganku tanpa kebebasan,
Kebebasan tanpa tindakan.

Kami dibuang di tempat sampah kotor,
Bersuara juga tak muncul sosoknya,
Membuang waktu untuk berorator,
Cuma lantai yg mendengarnya.

Jika lingkunganku di beredel,
Hancurlah si tukang main petak umpat,
Jika si tukang main petak umpat di begal,
Hilangnya uang bermatabat.

Kami berkicau terus menerus,
Tak ada yang mendengar,
Tak ada yang serius,
Sampai gedung tertawa gahar.

Aku yang berkuasa;
Dibawah bumi diatas fajar ,
Aku ingin kaya,
Jika macam-macam kalian bisa ku dor!.

Kami harus menunduk,
Menaati ketergantungan,
Sampai jadi terpuruk,
Sia-sia perlawanan.

Tapi kami terus lakukan,
Lakukan perlawanan.

Ini adalah kicauan,
Untuk si penguasa,
Si gila kekuasaan.

Friday, 22 September 2017

Karangan Penipu

Aku, aku adalah dedaunan;
Mengering menjadi gersang,
Melupa untuk dilupakan,
Hingga menjadi busuk dan menghilang.

Aku adalah pembodohan;
Suatu sejarah yg konstruktif melawan,
Kita yang dibodohi oleh sejarawan,
Atau sejarawan yang membodohi kita,
Sampai cerita dimakan oleh suara gurauan.

Kita, suatu estetik namun semu,
Semua hanya dibuat buat saja,
Mereka (generasi muda) melihat cerita kaku,
Hingga terjebak dengan novel karangan mereka.

Bahasannya prestis nan indah menantang,
Tapi isinya hanya pembodohan,
Dan batu menjatuhkan air mata berlinang,
Demi suatu perspektif pembodohan.

Aku adalah konstruktif politik untuk membuat dilema sejarah.

Tuesday, 19 September 2017

Krisis Logika.

Derai menggurau suatu pekan hari,
Ada yg berkata miskin pikiran,
Sesampainya menggerutu ideologi,
Wah aku lupa sedang ada krisis pemikiran.

Aku tercebur dalam gundah.

Mereka termakan berita pembohong,
Aku hanya bisa tertawa,
Sehingga menjadi terapung,
Melihatnya berguyon dengan cerita cerita dari mulut manusia.

Aku tercebur dalam gundah.

Bundaku maafkan sajak sajaku,
Kutau kau khawatir dengan ini,
Kata kataku tak akan mati bundaku,
Mereka akan berkelana sampai matahari.

Aku tercebur dalam gundah.

Sampai kelak mereka kecewa,
Dengan semua sikap apatis,
Hingga mereka ditelan udara,
Dan merekapun menjadi skeptis.

Aku tercebur dalam gundah.

Ah sial aku selalu tercebur dalam keasingan,
Hingga aku tenggelam menjadi brengsek,
Kelak aku akan mati dalam keresahan,
Bersama dengan teman yg bernama rakyat.

Aku tercebur dalam gundah.

Monday, 11 September 2017

Janjimu Untuk Setan

Pikirannya berlinang dengan konstruktif sialan.
Inginnya terlihat estetik ( ah aku lupa kamu apatis ).
Sehingga kau tak memikirkan apa apa, sampai kau lupa rakyatmu kesusahan.
Hancurlah sudah otakmu yg sengklek.

Betapa prestisnya sikapmu itu.
Dimana janji sejahtera dirimu yg terpampang di sepanjang jalan?.
Janji - janjimu termakan angin hingga menjadi semu.
Terkutuklah kita memilihnya untuk kekayaan

Kalau kau membenci kata kata, keluarkanlah wajah bopengmu itu.
Wajah - wajah yang terlihat berseni estetika.
Bersama harta tahta busukmu.

Siapa bilang hidupmu akan nyaman?
Kau akan dihantui penyesalan (lah aku lupa kamu tak punya hati).
Kukira kau beriman, tapi kau malah bermaksiat ria dengan jabatan.
Hingga daun bersautan "terkutuklah kau jadi setan".

Wednesday, 6 September 2017

Manusia, Setan dan Kemunafikan

Kelak kamu akan tau sayang betapa jahatnya manusia
Berwajah malaikat berpikir setan
Hingga batu akan berbicara
Mereka tak akan dengar seakan mereka tuli perlahan

Munafik bisa dibilang munafik
Terlalu banyak lepas dari pendiriannya
Hingga dia menjadi picik
Demi ego untuk kesenangannya

Aku merasa kecewa dengan ungkapan isi
Aku yg salah apa pemaknaanmu ini?
Benda itu (kata kata) masuk kekuping kanan tapi kau muntahkan lewat kuping kiri
Hingga saatnya embun yg menyadarkanmu nanti

Dan daunpun lelah bergoyang sayang
Melihat manusia lagaknya sok suci
Mereka berklompot, mengeluarkan doktrin untuk menyandang
Hingga kau terjerumus dalam girangnya doktrin setan ini

Kau terpaku melupakan cara di ajarkan lalu di didik
Sehingga kau bisa disetani, Oleh manusia munafik
Dengarlah perlahan sayang, kata kata mereka itu brengsek
Kerjanya bersenda gurau dengan minuman pemabuk.
Bersama para setan setan bangsat yang terkutuk
Sampai kau terjerumus oleh setan dan kau menjadi picik

Monday, 4 September 2017

Kembali ke asalmu

Mereka bersuka ria dengan uang
Tapi mereka sangat melupakan
Hidup, fana, apatis terealisasi dengan girang
Semoga kelak mereka ingat dengan binaan

Apakah hanya semacam itu otak mereka?
Seperempat sendok gula
Borju, kekuasaan kenikmatan hidupnya
Hingga gila merampas kesenangan manusia demi harta

Jalan, gedung, proyek itu milikmu
Indivudu itu kau acuhkan
Karna inilah kau, ini dirimu
Kau suka melihat penderitaan

Terus meneruslah kau apatis
Agar kau terus menerus jadi gila
Kelak kaumku akan meretas dirimu borjuis
Dan kau akan sakit jiwa karna perlawanan yang tak henti hentinya

Hingga kau sadar, bahwa dirimu dibuai oleh harta
Sampai kau tau, kau terlihat seperti tanah
Mati, matilah harta harta semata
Kita setara karna kita berawal dari tanah