Pages

Sunday, 8 December 2019

Sebuah Pertanyaan : Apakah Mereka Sadar Dengan Hal Itu?

Menjalani hidup yang  normal justru sangatlah menyenangkan, sudah jelas itu adalah impian banyak orang. Namun hidup normal yang lurus lurus saja adalah hal yang bukan diimpikan bagi manusia aktif di kalangan terpelajar, melainkan hidup yang penuh angan-angan yang tak dapat tercapai seperti menggoda perempuan yang sedang di jalan atau di lingkungan sekitar.

Aku mahasiswa yang sudah bisa dibilang semester tua telah mempelajari dari beberapa ilmu yang aku emban. Apalagi saat kuliah gender yang selalu membahas tentang isu-isu perempuan yang sangat menarik bagiku. Kalaupun banyak mahasiswa yang mengambil kelas itu tapi masih ada saja yang hanya mencari aman untuk nilai A+ yang sangat diimpikan mahasiswa dengan sebutan PPN (Para Pencari Nilai). Sangat di sayangkan bagiku, bahwa ini adalah kuliah yang menarik walaupun terkadang hanya berbentuk kultum ( Kuliah Tujuh Menit).

Selepas jam kuliah sore itu, aku duduk melipir menuju taman kampus yang berdekatan dengan gerbang masuk untuk kendaraan dan pejalan kaki. Banyak orang yang mondar-mandir serta ngalor ngidul di taman yang sangat asri itu. Berkumpul, bercanda, bahkan ada yang sesekali iseng menggoda orang lewat. Lebih tepatnya menggoda perempuan. Sangat menawan untuk di goda. Namun banyak dari mereka yang tak menyadari bahwa mereka bisa menghasilkan 1000 dolar, " loh kok jadi iklan applikasi binomnom.". Maksudnya banyak dari mereka lupa kalau mereka telah mengemban pendidikan tinggi yang telah mempelajari Gender selama perkuliahan yang telah mereka lalui.

Aku pun juga punya banyak sekali teman yang mengidap penyakit menggoda itu. Tapi sayangnya temanku tak pernah sadar apa yang telah dilakukan itu adalah hal yang sangat tidak senonoh bagi kaum perempuan. Bahkan mungkin bisa menyakiti hatinya, sama saja kan seperti halnya ibunya digoda preman pasar yang membuatnya risih dan tidak mau ke pasar lagi karena ada preman pasar yang suka menggoda itu. Andai saja mereka bisa membayangkan seperti itu. Tapi mungkin bisa sadar, ataupun tidak sama sekali.

Salah satu alasan kenapa mereka bisa melakukan itu, yaitu demi kesenangan jasmani maupun rohani mereka untuk mendapatkan perhatian dari kaum hawa yang telah diciptakan oleh pencipta Tuhan Yang Maha Esa. Mereka justru tak pernah lelah ketika para perempuan tidak memberi perhatian, bahkan ada yang memberi hujatan dari godaan tersebut. Tanpa lelah terus berjuang untuk menggoda walaupun terhujat dalam duniawi maupun akhirat mereka nanti.

Lalu, pendidikan gender itu gunanya apa sih?. Bukannya untuk mengurangi pelecehan seksual secara verbal tapi malah menambah pelecehan. Malah sebagian ada yang menggoda dengan godaan secara agama seperti " Assalamualikum ukhti, cantik deh.". Loh kok malah makin beringas sih kalau di buat seperti itu haduhhh. Ini sih namanya bukan mengurangi pelecehan seksual secara verbal, tapi malah menambah pelecehan seksual secara verbal. Dengan cara sial-siul lucu yang dilakukan oleh mereka.
Andai dan berangan-angan di dalam pikiranku, korban yang digoda itu sadar bahwa dia telah dilecehkan oleh kaum terdidik dari perguruan tinggi. Pasti banyak yang akan melapor pada pihak keamanan setempat. Dengan tindakan asusila secara verbal. Dan juga pasti penuh penjara bukan dengan maling sendal yang seharga 5000 rupiah, tapi dengan para penggoda perempuan. Jadi kalau aku jadi perempuan, ya lebih baik aku laporin aja ke pihak keamanan setempat, supaya bisa jera karena perilaku yang tidak senonoh tersebut.

Lama-lama bakal hilang satu persatu para penggoda itu kalau para perempuan berani melaporkan ke pihak keamanan. Mungkin kalau bisa diberi lagi tuh pendidikan gender yang sudah lulus kelas dan mendapatkan nilai bagus. Supaya lebih mengerti tentang hal-hal seperti itu adalah hal yang sangat membahayakan bagi bangsa dan negara.

Jangan salahkan perempuan yang di goda karna baju atau mempunyai tubuh dan muka sangat menawan yang telah di beri oleh Tuhan Yang Maha Esa. Itu adalah anugrah yang telah di berikannya. Tapi coba dilihat dulu, apa yang salah dari penggoda yang sudah melakukan hal yang di anggapnya lucu saat menyiulkan atau memanggil dengan godaan itu, atau dengan sebutan modernya yaitu cat-calling. Mbok ya kamu pahami lagi apa yang kamu pelajari di kelas kuliahmh yang sudah lulus dan bernilai tinggi itu.

Sungguh terlalu baginya yang telah melakukan hal itu, semoga mereka diberi ketabahan dan pencerahan dari perbuatan yang tidak senonoh bahkan sangat tidak sopan bagi kaum perempuan yang telah digodanya itu. Bahkan malaikat pun tidak tidur yang ada di pundaknya kanan dan pundak kirinya (Raqib dan Atid) untuk mencatat segala perbuatannya yang telah dilakukannya itu. Selama mereka tidak menyadari bahwa itu hal yang tidak baik untuk dilakukan.

Wednesday, 4 December 2019

Romantisme Masa Lalu

Siang itu saat sedang asiknya aku mengendarai sepeda motor unik yang aku namakan "Matik Nakal.", aku menamakan sepeda motorku seperti itu karena motorku sangat nakal ketika rodanya berputar sangat cepat. Sepeda motor yang aku gunakan setiap harinya, dari mulai aku masih duduk di bangku sekolah hingga saat ini aku beranjak menuju bangku pendidikan tinggj yang kata orang-orang adalah pendidikan yang hanya bisa di emban oleh orang tertentu "orang yang mempunyai uang yang cukup". Sementara pikiranku semerawut (acak-acakan), mengingat sesuatu yang seharusnya tak harus aku pikirkan. Sampai aku melongo melihat jalanan yang sangat panas karena terik matahari di siang hari. Pikiran itu terus menghantui diriku yang sedang santai membawa sepeda motor.

Kembali lagi dengan pikiran yang sangat amat dan membuat diriku melongo saat mengendarai motor itu ialah suatu pertanyaan dari bapakku yang sudah pensiun dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebutan orang kantoran pada saat masanya, kini sudah berubah menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sebelum aku berangkat menuju stasiun kereta commuter line (KRL) atau dengan sebutan kereta modern yang menggunakan aliran listrik. Bapakku melontarkan pertanyaan untuk menjadi salah satu dari Aparatur Sipil Negara yang sedang gencar-gencarnya membuka lowongan pekerjaan di akhir tahun 2019. " Kamu gak ikut tes buat masuk ke ASN keminter pereksistensian?.", Tanya bapakku sembari menyambar suatu persoalan lainnya " di coba dulu aja siapa tau bisa keterima.". Dalam hatiku ndumel   " yaampun kenapa selalu saja tentang ini gusti." tiap saat ada lowongan pekerjaan seperti itu.

Aku mempersiapkan jawabanku untuk mencari-cari alasan, dengan kata lain aku menghindari pertanyaab tersebut karena cukup membosankan bagiku. Aku menjawab pertanyaannya dengan lembut " iyaa nanti di coba, tapi kan aku lagi skripsian, jadi nanti saja kalau sudah tak ada beban kuliah, yang ada malah stres aku pak.". Bapakku tetap fokus pada berita itu dan hanya melirik lirih mataku yang jelalatan karena mencari-cari alasan yang tepat.
Seketika bapakku ingin berbicara lagi, namun agak tertahan dan seakan ingin meluapkan segala alasanku yang sudah aku berikan tadi. Bapakku akhirnya mengatakan sesuatu " yasudah toh le, kamu belajar dulu aja, nanti kalo kamu udah siap mau tes masuk pegawai negeri bapak dukung kamu. ". Sontak aku di buatnya, bapak yang biasanya ingin sekali anaknya menjadi dirinya seperti pejabat dari pegawai negeri pada saat itu, saat masa jaya yang dia miliki di kala masih segar dan bugar badannya.
Aku masih di buat tersontak atas lontaran kata-katanya yang membuat pikiranku menjadi agak tenang. Dalam hatiku sedang bergumam " loh ini bapak tumben banget seperti ini, biasanya bapak ingin sekali aku jadi pegawai negeri." Setelah bergumam, aku bicara padanya yang sudah sangat tenang hati dan pikirannya " nggeh pak makasih udah ngerti aku sama keadaanku saat ini.".

Lalu aku melihat bapakku tersenyum ketika aku membalas lontaran pembicaraannya. Lantas aku pikir saat ini, bapakku sedikit demi sedikit mengerti bahwa aku sebagai anaknya yang dia besarkan sejak dari orok hingga dewasa pada umurku saat ini. Mungkin karena aku sudah mencari tau apa arti pengalaman hidup yang telah aku lewati, mulai dari aku suka menulis yang sangat mendukung diriku entah jasmani atau rohani yang dia miliki untuk selalu mendukungku. Walaupun hanya sebongkah pertanyaan " kapan kamu mau cetak bukumu?." Itulah sesuatu yang sangat berharga bagi seorang anak yang sedang mencari kehidupan di saat fase mencari kedewasaan bagi anaknya sendiri.

Bagiku, orang tua menilai romantisme dirinya pada saat dia merasakan pengalaman hidupnya yang telah dia emban, itu hanyalah pengalaman dirinya. Tetapi bukan bagi anaknya, sebab ruang dan waktu antara orang tua dengan anak sangatlah jauh berbda, bukanlah saat perjuangan mereka mencapai ambisinya. Tetapi ruang dan waktu anaknya di buat oleh dirinya sendiri bukanlah di buat oleh orang tua. Namun jika anak telah dipingit atas kemauannya, berarti mereka telah membuat suatu ambisi mereka di dalam jiwa anaknya sendiri dan membuat anak menjadi serpihan beling yang menusuk di dalam jiwa buah hati yang menjadi kembali ke masa silam mereka. Menjadikan mereka seperti batu yang keras dan membuat nafsu ambisi untuk merasakan romantisme pada dirinya di masa lampau.

Aku tersenyum sumringah serta merta melongo saat mengingat suatu kejadian di rumah saat itu. Terjadi suatu perubahan bagiku di dalam ikatan keluarga yang membuat anaknya menjadi sangat mencintai bapaknya sejak saat kecil bahkan saat bayi yang belum mengerti apapun tentang kehidupan dunia yang sangat luas dan bulat bagi pecinta bumi bulat.