Pages

Wednesday, 29 June 2016

Perseteruan rasa

Mungkin aku hanya sebongkah kerikil diantara batu suangai yg kuat menahan derasnya air.

Larilah sekejap dalam mimpimu, sekencang mungkin kau berlari hingga kau lelah untuk berlari.

Gurauan ini semakin dalam, apakah kau merasakannya? Kalau masih bersih keras menjadi batu, biar aku saja yang merasakannya.

Hingga kamu sanggup merasakan pengungkapan yang sulit. Antara gengsi dan takut.

Kamu, kamu hanya menunggu, ya aku pernah menunggu seorang, itu terasa menyakitkan bukan?

Tak bermaksud untuk menghancurkan, tapi apa daya kalau perasaan hanya bisa disimpan.

Sudah lama saling jumpa tapi, tak saling jujur, karna setiap jarak pasti ada pertengkaran

Apakah ini membuatmu muak?, akupun begitu muak denganmu, kamu hadir dalam gelap malam itu.

Friday, 10 June 2016

Kalian yang hadir dalam dekapan kusam

Kalian yang pernah membahagiakan dan mewarnai hidupku, kata terima kasih bukan hal yang cukup untuk diucapkan mungkin aku takbisa membalas budi kalian yang pernah hadir dalam cerita kusam ini. Aku, aku hanya ingin bercerita kelak dikemudian hari dengan seorang yang tak kukenal sebelumnya yang mungkin akan ada disisiku ntah kapan itu terjadinya.

Mari sini dekaplah diriku kelak aku berpakaian putih menyeringai hingga bawah, tutupi segalah dosa yang telah kita perbuat dulu saat perwatakan kita bermain. Dekaplah lebih erat kain itu hingga kau merasa tak ingin lepas, dan lepaslah dengan tenang, jiwaku, ragaku, bahkan suatu pemikiran konsepsi yang telahku pegang erat, teruskanlah konsep hidupku janganlah munafik dalam hidup.

Idealis ya mungkin idealisku telah gugur tanpa pencapaian yang tinggi seperti perkataanku, bermohon ku mohon teruskanlah jasamu kepada yang lain, janganlah kau milih memilih dalam jasamu yang tak terbalaskan itu, kelak kau akan tau jasamu yang hebat itu.

Kemarilah
Jangan ragu untuk melangkah
Berlarilah sekencang mungkin tanpa ada setan yang menghalangi
Spion hanya untuk menoleh sementara
Selebihnya kau memakai lampu tembak
Sinar yg menerangi jalanmu kedepan.

Tuesday, 7 June 2016

Melankolis

Candu, apa hanya sebuah gundah yang telah tersungkur dalam jiwaku yang pernah hancur dengannya?
Kalian tak pernah mengerti apa yang telah terasuk dalam hidupku yg suram tanpa mata yang terlihat iba, mungkin ini hanya curahan tetapi ini adalah kenyataan hidup. Hidup yang tak kunjung usai dalam gundah yang mendalam.

Lihat ada beberapa orang yang sama denganku, mereka tau apa yang harus mereka lakukan, ya mereka menyendiri dalam diam tanpa ada campur tangan siapapun. Akupun juga begitu kesenanganku hanya kubuat dan kutulis sendiri dalam kertas kosong yang indah. Diriku dan duniaku akan menjadi indah dalam sendirinya.

Akankah ada seorang yang akan merubah keadaanku ini? There man feel so lonely, he find another way like a eagle flies alone, sepi hanya sepi yang menemani kegundahan ini dan aku akan menikmatinya sampai denyut nadiku yang akan merobek sepinya, kelesuhanku akan pergi hingga aku tenggelam dalam keramaian namun merasa kesepian.

Burung berterbangan dalam riang
Embun berhempasan di fajar itu
Andai berandailah para melankolis
Bahagiamu akan datang nanti